Seluruh Sistem Kesehatan Gaza Utara Kolaps, Rumah Sakit Indonesia Terancam Hancur akibat Serangan Israel

Meskipun telah mendapat berbagai kecaman dan peringatan dari berbagai pihak, tindakan kejahatan kemanusiaan oleh penjajah Israel di Jalur Gaza masih terus berlangsung. Pada Jumat (30/5/2025), seluruh layanan rumah sakit di wilayah Gaza Utara dilaporkan telah ditutup sepenuhnya.

Selama masa agresi tersebut, fasilitas seperti Rumah Sakit Indonesia dan wisma dr Joserizal Jurnalis juga menjadi sasaran pengerusakan oleh pihak penjajah Israel.

Ketua Presidium MER-C, Dr. Hadiki Habib, SpPD, SpEm, menyampaikan bahwa tindakan perusakan tersebut sangat menyakiti hati bangsa dan rakyat Indonesia, yang telah bersusah payah membangun serta mengoperasikan Rumah Sakit Indonesia demi membantu warga Palestina.

Dia menegaskan bahwa MER-C bersikap sejalan dengan nilai-nilai konstitusi Indonesia, yang secara tegas menyatakan penolakan terhadap segala bentuk penjajahan. Oleh karena itu, tindakan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel perlu diproses secara hukum di tingkat internasional.

“Saat ini, kita terus berusaha mendukung sistem kesehatan Gaza dengan operasional klinik bersama Kementrian Kesehatan Palestina di Al Mawasi, Gaza Selatan,” ujar dia, dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).

Habib juga mengungkapkan bahwa pada 28 Mei 2025, penjajah Israel telah menghancurkan sumber energi listrik Rumah Sakit Indonesia serta sarana penting lainnya, termasuk pasokan air dan gas medis.

Beberapa staf RSI beserta relawan lokal MER-C bahkan menolak untuk dievakuasi dari dalam Rumah Sakit Indonesia. Mereka tetap bertahan demi menjaga amanah meskipun persediaan makanan nyaris habis.

“Namun, penderitaan masyarakat sangat besar akibat kelaparan dan opsi bantuan terbatas karena blokade pangan,” kata dia menambahkan.

Lebih lanjut, Habib mengingatkan bahwa krisis kemanusiaan tidak sepatutnya dijadikan bahan negosiasi. Ia menyerukan agar peperangan segera dihentikan dan blokade pangan di wilayah Gaza, Palestina dibuka. “Tuntutan ini akan terus dan tetap kami suarakan,” kata dia.*