KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU ADA DALAM HATI
KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU ADA DALAM HATI
Oleh : Afdalil Zikri
Sering kita bertanya dalam hidup ini, dimanakah letak kebahagiaan dan kesengsaraan
hidup? Sebagian orang akan menjawab bahwa kebahagiaan hidup itu terletak pada harta,
anak-anak, pangkat, jabatan ataupun ketika mendapat pujian atas prestasi yang mereka raih.
Sebenarnya letak kebahagiaan hidup itu ada dalam hati kita masing-masing. Tidak dipungkiri
bahwa manusia hanya akan bisa merasakan bahwa hidupnya bahagia kalau dalam hatinya
merasakan perasaan itu. Dan sebaliknya, akan merasakan sengsara kalau dalam hatinya
terdapat perasaan sengsara tersebut. Semua isi dunia dengan segala macam problematikanya
bukanlah sumber kebahagiaan atau kesengsaraan, tetapi tidak lebih dari faktor penyebab bagi
timbulnya kedua hal tersebut.
Kita sering beranggapan bahwa kekayaan adalah sumber kebahagiaan. Anggapan ini
tidak sepenuhnya benar dan juga tidak selalu salah. Banyak kasus ditemui dalam hidup ini
tentang banyaknya orang kaya yang tidak bahagia dalam hidupnya. Mereka sibuk dengan
harta yang dimiliki yang dengan harta tersebut mereka bisa stress, merasa tertekan dan susah
mengendalikan harta tersebut. Namun tidak sedikit juga kita temui bahwa orang miskin juga
tidak bahagia dan menderita karena kemiskinannya. Posisi tersebut sangat bertentangan
dengan naluri manusia yang intinya manusia ingin sekali hidup bahagia dengan harta yang
dimilikinya.
Posisi seperti hal di atas mengajarkan kepada kita bahwa kekayaan tidak menjamin
hidup bahagia, namun bahagia atau tidaknya kita tergantung dari kita menyikapi harta
tersebut. Dan penyikapan itu sangat ditentukan oleh hati karena hatilah yang sangat berperan
dalam menyikapi hal tersebut.
Bahagia dan sengsara didominasi oleh peranan hati dalam menyikapi sesuatu yang
terjadi. Sejauh mana kita bisa menyikapi hidup ini beserta segala permasalahannya dengan
arif dan bijaksana, sejauh itu pula kebahagiaan dan kesengsaraan ada dalam diri. Di sinilah
letaknya peranan kearifan hati. Namun yang jadi pertanyaannya adalah apakah manusia bisa
menyikapi persoalan di dunia ini dengan kearifan hati?
Bentuk penerimaan manusia dalam menghadapi masalah berbeda-beda. Sebagian
orang menganggap masalah yang kita punya itu ringan dan kita menganggap bahwa masalah
orang lain itu sangat berat. Karena apa? Karena manusia mempunyai pandangan yang
berbeda dalam menyikapi masalah. Jadi, hatilah yang berperan. Kunci kebahagiaan dan
kesengsaraan adalah di dalam hati ini. Tak ada jalan lain yang harus kita tempuh selain
melatih hati agar bisa berlaku arif dan bijaksana dalam menyikapi masalah yang ada.
Caranya bagaimana?
Setuju atau tidak setuju bahwa untuk melatih hati agar bisa berlaku arif dan bijaksana
adalah dengan kembali pada agama. Mengapa? Agama mengajarkan kepada kita bahwa kita
harus sabar dalam menerima musibah dan bersyukur dalam menerima nikmat. Agama juga
mengajarkan bahwa kita harus qana’ah dalam hidup, yaitu dengan menerima pemberian
Allah dengan lapang dada dan tidak ada perasaan keluh kesah. Dan dalam berusaha kita harus
optimis lalu bertawakkal kepada Allah.
Konsep agama jelas dalam menyikapi permasalahan hidup ini. Jelaslah bahwa siapa
yang berpegang teguh dengan apa yang diajarkan agama, maka hidupnya akan bahagia.
Sebaliknya, siapa yang tidak berpegang teguh kepada ajaran agama, hidupnya akan sengsara.
Kunci meraih hidup bahagia itu tidak sulit dan tidak dirahasiakan oleh Allah SWT,
bahkan secara terang-terangan Allah memberitahukan hal tersebut.
Pertanyaannya adalah,
apakah dengan telah kita ketahui kunci kebahagiaan itu kita akan acuh tak acuh dengan
semua ini? Ataukah kita akan berusaha membuka kunci kebahagiaan yang letaknya ada
dalam diri kita yaitu hati? Hanya kita masing-masing yang bisa menjawabnya.
Posting Komentar untuk "KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU ADA DALAM HATI"
Posting Komentar