Aksi Boikot Kembali Menggema dalam Global Strike for Palestina, Begini Detailnya
Pada Selasa, 22 April 2025, sejumlah elemen mahasiswa dan masyarakat Indonesia melakukan aksi protes "Global Strike for Palestine" untuk mengutuk tindakan Israel. Mereka juga menyerukan kembali untuk konsisten memboikot produk-produk yang terhubung dengan Israel.
Aksi ini melibatkan berbagai organisasi, termasuk BDS Indonesia, Dompet Dhuafa, Greenpeace, Kontras, Perempuan Mahardika, dan PMII, yang berlangsung di sekitar kawasan Patung Kuda, Monas.
Kondisi Palestina, khususnya di Jalur Gaza, semakin mengkhawatirkan sejak Israel melanggar gencatan senjata pada Maret 2025. Saat ini, Gaza sudah 50 hari tanpa bantuan kemanusiaan karena Israel memblokade lebih dari 3.000 truk bantuan di perbatasan.
Lebih dari 60 ribu warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel sejak 1 tahun dan 7 bulan lalu. The Lancet, sebuah jurnal terkemuka, bahkan memprediksi jumlah korban bisa mencapai lebih dari 180 ribu orang. PBB baru-baru ini melaporkan bahwa 2,1 juta warga Gaza kini terancam kelaparan.
“Aksi hari ini bukan lagi sekadar jumlah korban,” ujar Ahmad Zaki dari Gerak Bareng, salah satu peserta aksi. “Ini sudah soal hancurnya peradaban dunia karena lenyapnya moral dan rasa kemanusiaan.”
Para peserta aksi juga menegaskan pentingnya boikot terhadap produk-produk Israel dan yang memiliki hubungan dengan negara tersebut. Aktivis Julid Fi Sabilillah, Erlangga Greschinov, mengatakan bahwa boikot merupakan bentuk perlawanan nyata dari masyarakat sebagai konsumen. “Ayo, boikot produk-produk pendukung genosida Israel karena ekonomi merupakan urat nadi dari penjajahan,” ujarnya.
Aresdi Mahdi, aktivis boikot yang lebih dikenal dengan nama "Habib Ama", mengingatkan bahwa gaya hidup dan budaya konsumtif masyarakat tanpa sadar berkontribusi pada genosida Israel terhadap Palestina.
“Demi gengsi, kita seringkali memaksakan diri mengonsumsi merek-merek terkenal yang berasal dari negara sekutu Zionis,” jelasnya. “Tanpa sadar, gengsi kita itu menghidupi musuh kemanusiaan.”
Dalam aksi ini, beberapa aktivis membawa spanduk berisi seruan untuk boikot nasional terhadap produk-produk yang terindikasi terhubung dengan entitas Zionis yang beredar di Indonesia.
Muhammad Rafli, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menjelaskan bahwa pencantuman merek-merek dalam daftar boikot dilakukan setelah melalui proses literasi yang cermat, bukan secara sembarangan seperti yang dituduhkan sebagian pihak.
Rafli memberi contoh, salah satunya adalah produsen minuman karbonat yang mengoperasikan pabrik di pemukiman ilegal Israel, Atarot, di wilayah pendudukan Palestina. Selain itu, perusahaan air mineral multinasional diketahui berinvestasi pada perusahaan susu formula Israel, Wilk. “Jadi, adalah keliru jika ada anggapan bahwa daftar produk itu ditentukan secara asal-asalan,” tegasnya.
Yusnita, seorang warga yang turut dalam aksi, menyatakan dukungannya terhadap seruan boikot. Ia merasa sangat prihatin terhadap kondisi warga Palestina, terutama di Gaza. “Maka itu, mari kita mulai dari hal kecil, seperti boikot karena produk-produk yang biasa kita konsumsi ini mendanai rudal-rudal yang membunuh bangsa Palestina,” serunya.*
Posting Komentar untuk "Aksi Boikot Kembali Menggema dalam Global Strike for Palestina, Begini Detailnya"
Posting Komentar