Kisah Qomaruzzaman: Petani Melon Tanpa Tangan yang Raup Puluhan Juta Sekali Panen

 


Kegigihan Qomaruzzaman, Petani Melon Tanpa Tangan yang Menginspirasi

Qomaruzzaman, seorang petani melon dari Desa Sendangharjo, Lamongan, Jawa Timur, dengan gigih mengelola ladangnya meski terlahir tanpa kedua tangan. Selain mencangkul dan menyemprot pestisida, semua proses dari menanam hingga memanen dikerjakannya sendiri dengan penuh ketelitian.

"Merawat melon ini seperti merawat bayi. Harus teliti melihat perkembangannya," ungkap Qomar yang telah lima tahun fokus menanam melon jenis golden. Meski memiliki keterbatasan fisik, pria 30 tahun ini tak pernah menganggapnya sebagai hambatan.

Dia bahkan menolak bersekolah di SMA luar biasa karena merasa dirinya terlahir sempurna, hanya tidak dianugerahi tangan. Setelah lulus SMP, Qomar memilih berhenti sekolah dan bekerja keras untuk mandiri. Semangatnya terlihat sejak kecil, termasuk saat belajar menulis menggunakan kaki kanan.

Setelah mencoba berbagai pekerjaan, seperti buruh penggemukan sapi dan pengupas jagung, Qomar akhirnya memilih bertani melon. Dengan menyewa lahan seluas 3.500 meter persegi seharga Rp 16 juta untuk lima tahun, dia mulai menanam melon. Meski benih disediakan perusahaan dari Jakarta, proses perawatan tanaman tetap membutuhkan ketelatenan.

Setiap tahapan, mulai dari pembenihan, pemupukan, hingga perawatan intensif di hari ke-33, dikerjakan Qomar sendiri. Bahkan, dia memastikan setiap pohon hanya menghasilkan satu buah agar kualitasnya maksimal. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, sementara untuk penyemprotan pestisida, dia dibantu kakaknya.

Melon-melon yang dihasilkan Qomar dihargai Rp 10 ribu per kilogram, dengan berat rata-rata 2–3 kilogram per buah. Dalam sekali panen, omzetnya mencapai Rp 70 juta, dengan keuntungan bersih yang cukup besar. Saat ini, pembeli dari Jakarta siap membeli hasil panennya secara rutin.

Perjuangan Qomar tidak hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga apresiasi dari lingkungan sekitarnya. Dulu sering diremehkan, kini ia dihormati karena semangat dan kerja kerasnya. Kepala Desa Sendangharjo, Ahmad Kirom, mengakui bahwa semangat Qomar adalah inspirasi bagi semua orang.

Qomar tetap berbaur dengan masyarakat sekitar. Dia bahkan tak ragu ikut berjoget saat ada hiburan dangdut di desanya. Kini, dengan senyum lebar, dia memamerkan melon-melon yang hampir siap panen. Dalam 20 hari ke depan, hasil kerja kerasnya akan membuahkan puluhan juta rupiah, simbol dari keteguhan dan usahanya yang luar biasa.

>

Posting Komentar untuk "Kisah Qomaruzzaman: Petani Melon Tanpa Tangan yang Raup Puluhan Juta Sekali Panen"

(Klik pada gambar)

onislam.my.id dihidupi oleh jaringan penulis, dan tim editor yang butuh dukungan untuk bisa memproduksi konten secara rutin. Jika anda bersedia menyisihkan sedikit rezeki untuk membantu kegiatan kami dalam memproduksi artikel, berita dan opini Islam dalam rangka menebarkan dakwah, kami akan akan sangat berterima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan anda.