Kesaksian Mantan Tawanan Palestina Setelah Dibebaskan: Mengaku Alami Penyiksaan dan Kekerasan di Penjara Israel

Kesaksian Mantan Tawanan Palestina Setelah Dibebaskan Mengaku Alami Penyiksaan dan Kekerasan di Penjara Israel


Pada Jumat (11/4/2025), militer Israel kembali membebaskan sekitar 10 orang tahanan Palestina dari wilayah Jalur Gaza.

Ini menjadi pembebasan pertama sejak konflik bersenjata kembali pecah pada pertengahan Maret, setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas kembali gagal.

Menurut laporan dari Apnews, kesepuluh tahanan yang dipulangkan kali ini diketahui berasal dari Gaza bagian utara.

Salah seorang pria yang turut dibebaskan, Fayez Ayoub, mengungkapkan bahwa dirinya sempat ditahan di Sde Teiman, yakni sebuah kamp militer yang dikenal karena dugaan praktik penyiksaan terhadap warga Palestina yang ditahan di sana.

Ayoub yang tampak kurus menceritakan kondisi buruk yang dialami para tahanan di kamp tersebut.

Fayez, yang ditangkap oleh pasukan Israel pada 6 November lalu, menyebut bahwa dirinya telah melalui penderitaan selama 156 hari.

“Kami disiksa dan kesakitan,” ujar Fayez.

“Penganiayaan yang terus-menerus, kekerasan sehari-hari, kekerasan fisik dan kekerasan mental, penghinaan, kurang tidur, orang-orang kelaparan,” imbuhnya

Pengalaman serupa juga disampaikan oleh Hani Abu Sharif, yang merupakan salah satu dari sepuluh tawanan yang baru dibebaskan.

Ia menuturkan bahwa mereka sering kali dipukuli dan dipaksa melepas pakaian hingga hanya tersisa pakaian dalam.

Tidak hanya itu, para tahanan juga diperintahkan berdiri tanpa alas kaki di atas bebatuan yang menyebabkan kaki mereka berdarah.

Kebersihan juga menjadi masalah serius. Mereka hanya diperbolehkan mandi antara satu hingga dua bulan sekali.

Selain mengalami kekerasan fisik, para tahanan juga tak mendapatkan akses terhadap layanan medis maupun makanan yang memadai di kamp militer tersebut.

Pada bulan Maret lalu, seorang remaja Palestina berusia 17 tahun bahkan dilaporkan meninggal dunia di Penjara Megiddo, sebuah fasilitas penahanan yang dijalankan oleh otoritas sipil.

Dokter yang menangani remaja itu mengungkapkan bahwa penyebab utama kematiannya adalah kelaparan.

Tindakan semacam ini bukanlah yang pertama. Pada pembebasan sebelumnya pada bulan Februari, seorang petugas medis Palestina bernama Tarek Rabie Safi yang baru saja keluar dari penjara Israel juga membagikan pengalaman memilukannya.

Dalam wawancaranya setelah dibebaskan, Safi menceritakan betapa buruk kondisi selama ditahan.

Ia menyatakan bahwa para tahanan nyaris tidak memperoleh makanan, air bersih, maupun pelayanan kesehatan.

“Tidak ada makanan yang layak, tidak ada minuman, dan tidak ada perawatan medis,” katanya.

Pernyataan ini dibantah oleh pihak Israel.

Dalam pernyataan yang disampaikan melalui email kepada Reuters, militer Israel menyebut bahwa seluruh tahanan telah diberikan makanan, minuman, dan akses ke perawatan medis.

Meski demikian, Palestinian Prisoner Association yang memantau dan mencatat penahanan warga Palestina oleh Israel, tetap menuduh bahwa militer Israel melakukan “kejahatan sistematis dan serangan balas dendam” terhadap para tahanan.***

>
Rianda
Rianda Saya seorang penulis freelance

Posting Komentar untuk "Kesaksian Mantan Tawanan Palestina Setelah Dibebaskan: Mengaku Alami Penyiksaan dan Kekerasan di Penjara Israel"

(Klik pada gambar)

onislam.my.id dihidupi oleh jaringan penulis, dan tim editor yang butuh dukungan untuk bisa memproduksi konten secara rutin. Jika anda bersedia menyisihkan sedikit rezeki untuk membantu kegiatan kami dalam memproduksi artikel, berita dan opini Islam dalam rangka menebarkan dakwah, kami akan akan sangat berterima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan anda.