5 Amalan yang Dianjurkan dalam Bulan Dzulhijjah, Rugi Jika Terlewat
Dzulhijjah termasuk salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Bulan ini tergolong dalam kelompok bulan haram (asyhurul hurum), bersama dengan Muharram, Rajab, dan satu lagi adalah Dzulqa’dah. Ada beberapa amalan yang dianjurkan dalam bulan Dzulhijjah.
Penjelasan mengenai keempat bulan mulia tersebut dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, dengan merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa saat Nabi Muhammad SAW melaksanakan haji wada’, beliau menyampaikan sejumlah anjuran amalan dan ibadah khusus yang dapat dilakukan selama bulan Dzulhijjah.
Di samping itu, bulan ini juga menjadi waktu bagi umat Islam untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu ibadah haji. Berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan dalam bulan ini, diantaranya:
1. Puasa Sunah, Terutama Puasa Arafah
Melaksanakan puasa di awal bulan Dzulhijjah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan. Dalam sebuah riwayat dari Hafshah RA, disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga empat amalan utama, yaitu: berpuasa pada hari Asyura’, berpuasa selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, berpuasa tiga hari setiap bulan, serta melaksanakan dua rakaat shalat sebelum Subuh (HR Ahmad).
Puasa yang dianjurkan dimulai dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah, dengan puncak keutamaannya pada hari Arafah, yakni tanggal 9. Dalam hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Qatadah, Rasulullah menyatakan bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.
Selain itu, dalam riwayat Imam Ahmad, Rasulullah juga memberikan bimbingan kepada seorang sahabat dari Bani Bahilah untuk melaksanakan puasa sebulan penuh, namun kemudian beliau menganjurkan agar cukup berpuasa di bulan Ramadan dan di bulan-bulan yang dimuliakan.
2. Menyembelih Hewan Kurban
Anjuran untuk melaksanakan ibadah kurban sangat ditekankan khususnya pada bulan Dzulhijjah. Dalam surat Al-Kautsar, Allah memerintahkan umatnya untuk menyembelih hewan kurban, sebuah amalan yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Umar menyampaikan bahwa selama sepuluh tahun tinggal di Madinah, Rasulullah SAW selalu melakukan kurban setiap tahunnya.
Bagi umat Islam yang memiliki kemampuan, berkurban termasuk sunnah muakkadah. Bahkan, Rasulullah SAW pernah menegur orang-orang yang mampu berkurban namun enggan melakukannya, dengan larangan mendekati tempat shalat Id.
Berbeda dengan ibadah yang bersifat pribadi, kurban juga memiliki sifat kifayah, yakni apabila kepala keluarga telah melaksanakan kurban, maka pahala dari ibadah tersebut juga mencakup seluruh anggota keluarganya.
3. Mengumandangkan Takbir
Takbir dianjurkan untuk dilaksanakan selama bulan Dzulhijjah, terutama dari tanggal 1 hingga akhir hari Tasyriq. Takbir ini biasanya dilantunkan dengan suara keras oleh laki-laki dan lebih pelan oleh perempuan, baik saat berada di rumah, pasar, jalanan, maupun di masjid.
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah mengumandangkan takbir di pasar, kemudian orang-orang pun mengikuti mereka. Tradisi ini menjadi pengingat akan sunnah yang kini mulai jarang dilakukan.
Takbir bisa dilakukan kapan saja secara umum (mutlak), atau secara khusus (muqayyad) setelah melaksanakan shalat fardhu.
4. Shalat Iduladha
Shalat Iduladha sangat disarankan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat muslim, baik pria, wanita, maupun anak-anak. Bahkan, meskipun wanita sedang haid, mereka tetap dianjurkan untuk hadir dan mendengarkan khutbah, meskipun tidak ikut melaksanakan shalat. Keutamaan hari ini juga didasarkan pada firman dalam surat Al-Maidah ayat 3, yang menyatakan bahwa hari ini merupakan waktu penyempurnaan agama Islam.
Itulah beberapa amalan yang dianjurkan dalam bulan Dzulhijjah. Oleh karenanya, akan merasa rugi jika tidak menjalankan salah satu alaman tersebut,
Posting Komentar untuk "5 Amalan yang Dianjurkan dalam Bulan Dzulhijjah, Rugi Jika Terlewat"
Posting Komentar