Israel Klaim Bunuh Mohammad Sinwar, Siapakah Tokoh Hamas Ini?
Israel menyatakan bahwa mereka telah berhasil menewaskan Mohammad Sinwar, pemimpin militer tertinggi Hamas di wilayah Gaza, dalam sebuah operasi yang diumumkan secara langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu, 28 Mei 2025.
Tokoh ini memegang peran penting dalam struktur militer Hamas dan selama ini dikenal sangat sulit dilacak, sehingga para pejabat Israel dan sumber internal Hamas menyebutnya sebagai "hantu". Meskipun demikian, pihak Hamas belum memberikan konfirmasi atas laporan kematiannya. Jika benar, hal ini akan menjadi kerugian besar bagi komando kelompok tersebut di Gaza.
Mohammad Sinwar mengambil alih posisi kepemimpinan setelah kakaknya, Yahya Sinwar, tewas dalam pertempuran pada awal tahun 2024. Sosok Yahya sendiri terkenal sebagai otak di balik serangan besar Hamas yang terjadi pada 7 Oktober 2023 dan menjadi awal dari konflik berskala besar di Gaza.
Kiprah dalam Operasi Tertutup
Dilansir dari Malay Mail, Jumat 30 Mei 2025, Mohammad Sinwar sudah lama masuk dalam daftar buruan intelijen Israel. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh utama dalam merancang dan mengoordinasi serangan pada 7 Oktober 2023, sebuah kejadian yang dipandang oleh Israel sebagai "kegagalan keamanan terbesar dalam sejarah negara itu".
Bukan hanya itu, ia juga dikaitkan dengan serangan lintas batas dan penculikan tentara Israel, Gilad Shalit, pada tahun 2006—aksi yang menjadi simbol keberhasilan sayap militer Hamas. Shalit akhirnya dibebaskan dalam pertukaran tahanan yang melibatkan lebih dari 1.000 warga Palestina, termasuk Yahya Sinwar.
Beberapa sumber dari dalam Hamas mengungkapkan bahwa Mohammad Sinwar berhasil lolos dari sejumlah percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Israel. Upaya tersebut termasuk serangan udara hingga peledak yang disamarkan. Salah satunya adalah insiden di mana bom yang dikamuflase sebagai batu bata ditemukan di jalur yang akan dilewatinya saat berada di pemakaman.
Sosok Sinwar dikenal memiliki karakter yang keras dan enggan berkompromi. Ciri inilah yang membuatnya dengan cepat menduduki posisi pemimpin Brigade Khan Younis sejak tahun 2005. Unit ini merupakan salah satu kekuatan utama militer Hamas, yang memiliki tanggung jawab atas serangan roket, infiltrasi lintas perbatasan, dan penanaman ranjau.
Ia juga diketahui menjalin hubungan erat dengan sejumlah tokoh senior Hamas, seperti Marwan Issa dan Mohammed Deif, komandan yang dikenal legendaris dan juga dikabarkan telah menjadi korban serangan Israel.
Implikasi terhadap Hamas
Jika kabar meninggalnya Sinwar benar adanya, maka Izz al-Din Haddad, yang merupakan sekutunya dan saat ini memimpin operasi di wilayah utara Gaza, diperkirakan akan mengambil alih kendali penuh atas sayap militer Hamas.
Namun demikian, masih belum dapat dipastikan bagaimana kematian Sinwar akan mempengaruhi struktur pengambilan keputusan dalam tubuh Hamas secara keseluruhan. Beberapa pengamat berpendapat bahwa situasi ini bisa memperkuat peran para pemimpin Hamas yang berada di luar negeri, terutama dalam hal negosiasi gencatan senjata dan perumusan strategi jangka panjang kelompok tersebut.
Mohammad Sinwar lahir pada 16 September 1975. Ia berasal dari keluarga yang mengungsi dari Asqalan—sekarang dikenal sebagai Ashkelon di Israel—pasca peristiwa Nakba 1948, dan kemudian menetap di Khan Younis, Gaza, yang kini rusak parah akibat konflik.
Ia menempuh pendidikan di sekolah yang dikelola UNRWA dan mulai bergabung dengan Hamas tak lama setelah organisasi itu didirikan pada tahun 1987, mengikuti jejak kakaknya yang dahulu merupakan bagian dari Ikhwanul Muslimin.*
Posting Komentar untuk "Israel Klaim Bunuh Mohammad Sinwar, Siapakah Tokoh Hamas Ini?"
Posting Komentar