Kondisi Air dan Kesehatan di Gaza Memburuk Hingga Tahap Darurat

Kondisi Air dan Kesehatan di Gaza Memburuk Hingga Tahap Darurat


Organisasi Dokter Lintas Batas (MSF) mengeluarkan peringatan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk setelah Israel menghentikan suplai bahan bakar dan listrik. Tindakan ini berdampak langsung pada ketersediaan air bersih bagi warga Palestina.

 Dalam pernyataan resmi yang disampaikan pada Selasa, 25 Maret 2025, MSF menganggap kebijakan ini sebagai “taktik perang baru” yang memperparah penderitaan penduduk sipil.

“Pengeboman Israel yang menewaskan ratusan orang dalam beberapa hari terakhir disertai dengan krisis air parah. Warga terpaksa minum air tak layak atau bahkan tidak mendapat akses air sama sekali,” ujar Paula Navarro, Koordinator Air dan Sanitasi MSF di Gaza, dikutip dari Anadolu pada Rabu, 26 Maret 2025.

MSF memperkirakan sistem penyediaan air di Gaza akan runtuh sepenuhnya jika blokade bahan bakar tidak segera dihentikan.

Meluasnya Penyakit Akibat Air Terkontaminasi

Kondisi ini menyebabkan lonjakan penyakit yang dapat dicegah, sebagaimana tercatat di pusat kesehatan MSF di Al-Mawasi dan Khan Younis.

“Kami melihat peningkatan drastis penyakit kuning, diare, dan kudis, terutama pada anak-anak,” ungkap Chiara Lodi, Koordinator Medis MSF.

Anak-anak menjadi kelompok paling rentan, dengan banyak yang mengalami infeksi kulit karena tidak dapat mandi selama berminggu-minggu

“Mereka menggaruk kulit sampai berdarah, menyebabkan infeksi sekunder dan bekas luka permanen,” tambah Lodi. Krisis semakin diperburuk oleh hancurnya 70% fasilitas kesehatan di Gaza dalam lima bulan terakhir.

Blokade Bantuan Kemanusiaan yang Sistemik

MSF juga menyoroti pembatasan ketat yang diterapkan Israel terhadap bantuan kemanusiaan, bahkan sebelum eskalasi terbaru terjadi.

“Klorin, suku cadang desalinasi, hingga pompa air dikategorikan sebagai barang 'dual-use' yang membutuhkan izin khusus,” jelas Navarro.

Hambatan birokrasi yang rumit menyebabkan perbaikan infrastruktur air hampir tidak mungkin dilakukan. “Kami terpaksa merakit generator dari berbagai suku cadang bekas karena generator baru di atas 30 kilowatt dilarang masuk,” keluh Navarro. MSF menilai pembatasan ini bertentangan dengan ketentuan bantuan kemanusiaan internasional berdasarkan Konvensi Jenewa.

Situasi Militer dan Reaksi Internasional

Di tengah krisis ini, Israel terus melanjutkan serangan udara di Gaza sejak 18 Maret. Serangan tersebut telah menyebabkan kematian 800 warga Palestina, meskipun gencatan senjata yang disepakati pada Januari lalu masih berlaku. Hingga kini, jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 telah mencapai 50.100 jiwa, sementara 113.700 lainnya mengalami luka-luka.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas dugaan kejahatan perang. Di sisi lain, gugatan terkait dugaan genosida terhadap Israel masih terus diproses di Mahkamah Internasional.

MSF menyerukan kepada komunitas global untuk segera mengambil tindakan. “Gencatan senjata dan akses bantuan tanpa hambatan adalah satu-satunya cara mencegah bencana kemanusiaan lebih besar,” tegas organisasi tersebut dalam pernyataannya. Jika tidak ada intervensi segera, krisis air dan kesehatan di Gaza diperkirakan akan merenggut lebih banyak nyawa dalam waktu dekat.***

>
Rianda
Rianda Saya seorang penulis freelance

Posting Komentar untuk "Kondisi Air dan Kesehatan di Gaza Memburuk Hingga Tahap Darurat"

(Klik pada gambar)

onislam.my.id dihidupi oleh jaringan penulis, dan tim editor yang butuh dukungan untuk bisa memproduksi konten secara rutin. Jika anda bersedia menyisihkan sedikit rezeki untuk membantu kegiatan kami dalam memproduksi artikel, berita dan opini Islam dalam rangka menebarkan dakwah, kami akan akan sangat berterima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan anda.